Friday 25 March 2016

Etobee, Kantor Pos Ada di Ujung Jari?

Ribut dan rusuh di bisnis transportasi baru saja reda. Korban berjatuhan, hasil dan keputusan belum ada. Kecemasan umat manusia di saat Kasparov dikalahkan pertama kalinya dalam pertandingan catur oleh super komputer Deep Blue meski tipis (4-3 draw 5) di tahun 1997 seharusnya membuat semua pihak waspada.

Ya, teknologi (baca : mesin) sudah mulai menggilas manusia. Telepon atau media sosial saja mulai tergerus kepopulerannya dalam bisnis akibat munculnya aplikasi di smartphone. Semua hanya pakai jari jemari saja. Sentuh saja aplikasi mobile di smartphone Anda, wes sewes sewes, urusan beres.

Bisnis angkutan berbasis aplikasi (Grab, Uber, etc) telah memangkas biaya/ongkos pengguna sebesar lebih 50% untuk jarak yang sama. Biaya investasi, izin,pajak,bunga bank, bla bla bla serta PUNGLI terjun bebas. Pelayanan sangat nyaman, senyaman menumpang kendaraan pribadi dengan supir pribadi. Pelanggan makin dimanjakan, namun pengusaha dan pekerja konvensional makin terpuruk.

Demikian juga halnya di bisnis kurir. Etobee (aplikasi bisnis kurir pertama di Indonesia) sudah merambah kota-kota besar di Jawa. Orang tak perlu datang ke Kantor Pos apa bila mengirim barang. Wong "Kantor Pos nya" ada di ujung jari, sentuh saja, maka "pak pos" akan datang mengirim barang. Cara bayar? Tak perlu pusing, uang di e-wallet Anda akan didebet.

Judul postingan ini saja seperti orang mengigau dalam mimpinya. di tengah malam buta. Wong etobee belum melibatkan Kantor Pos, atau jajaran Kantor Pos belum semua yang mendengar etobee.

Seharusnya, Etobee atau aplikasi sejenis dipelopori oleh Universal Postal Union. Persatuan Pos Sedunia yang bermarkas di Bern, Swiss sana.  Mengapa? Karena menurut teman saya, pos harus mendemo email, whatsapp, bbm, facebook dan sebagainya. Karena telah merampok pasar suratnya. Ternyata cara berpikir seperti itu sudah sangat ketinggalan zaman. Pasar bahenol untuk Pos bukanlah berita, tapi pengiriman barang/bisnis online atau e-commerce di mana peperangan antar bisnis kurir sudah lama berkobar di medan tempur yang satu ini.

Nah, Pak Pos, tugas Anda semakin berat. Akankah Kantor Pos akan menjadi monumen atau museum?




Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment