Friday 23 October 2015

Pengalaman Singkat menuju Kepulauan Mentawai

Kepulauan Mentawai terletak di sebelah barat propinsi Sumatra Barat. Sebagian besar penduduk asli Mentawai hidup di pedalaman dengan alam yang masih asli, berupa cagar alam atau hutan lindung.



Untuk menuju ke Mentawai saat ini tidaklah sulit. Kapal perintis ada dua, yakni KM Gambolo dan KM Ambu-ambu. Siap membawa Anda ke lima pelabuhan utama, Sikakap yang terletak di antara dua pulau, yakni Pulau Pagai Utara dan Pulau Pagai Selatan. Sioban, terletak di Pulau Sipora bagian selatan dan Tua Peijat di Sipora Utara yang merupakan ibukota Kabupaten Mentawai. Pulau Siberut terdapat dua pelabuhan yakni Muara Siberut dan satu lagi Muara Sikabaluan. Di kelima tempat ini masing-masing terdapat 1 kantor pos.

Saya sendiri sudah mendatangi Sikakap, Tua Peijat dan Muara Siberut. Perjalanan dengan KM Ambu Ambu ke Sikakap selama 12 jam. Berangkat dari pelabuhan Bungus pukul 18.00 sore akan sampai di pelabuhan Sikakap pukul 6 pagi. Sebab kapal ASDP ini berbadan lebar namun cukup nyaman. Untuk kelas VIP, terdapat AC dan TV kabel. Bar untuk sekadar minum kopi juga dekat dengan VIP. Juga tersedia matras untuk tidur dalam perjalanan.

Pelabuhan Sikakap terdapat di selat Pagai di mana airnya sangat tenang, mirip sungai yang lebar. Ikan-ikan bersileweran di bawah air bisa dilihat dari pinggir dermaga. Sikakap cukup ramai penduduk, hanya saja waktu saya ke sana listrik menyala sampai pukul 18.00. Sinyal handphone lumayan.

Perjalanan ke Tua Peijat saya mencoba dengan kapa cepat MV Mentawai Fast. Benar-benar cepat. Tua Peijat dari Padang dapat dicapai dalam 3 jam. Jika cuaca bagus, ibarat jalan tol dari Bandara Soekarno Hatta menuju Purwakarta. Ha ha ha. Tua Peijat sudah memiliki jalan raya beton. Akses sampai ke Sioban lewat darat juga lebih mudah. Kota ini cukup modern karena merupakan pusat pemerintahan Mentawai. Dipenuhi oleh pegawai negeri sipil yang lebih separoh penduduk asli Mentawai.

Jika naik kapal KM Gambolo dari Padang ke Muara Siberut, serasa dari Spanyol ke Maroko. Kapal ini dipenuhi turis asing yang berniat menuju lokasi surfing atau selancar terbaik di dunia yang terletak di Siberut Selatan, yakni Karamajat dan Masokut. Di sini tempat surfing paling populer adalah Karamajat terbaik di dunia. Di kota Muara Siberut, kita mudah menemukan uma, rumah asli orang Mentawai. Di kota kecamatan ini listrik menyala 24 jam.

Pelabuhan kecil dari Muara Siberut ke Karamajat dan sekitarnya dipenuhi para surfer dari seluruh dunia. Mereka tidak takut dengan besarnya gelombang dan tsunami serta badai yang mengintai sepanjang perjalanan ke lokasi surfing.

Di Muara Siberut sebenarnya cukup banyak villa dan resort di pinggir pantai yang representatif. Terdapat juga hotel murah di tengah kota. Akses dari pelabuhan ke kota cukup mudah karena jalan beton sudah ada. Memang sedikit jauh yakni 2 km bisa ditempuh dengan ojek motor.

Penduduk Mentawai sangat ramah kepada pendatang. Keramahan  alam berpengaruh kepada penduduk. Tidak ada pabrik yang menghasilkan polusi. Semua berjalan secara alami. Tenang dan damai di Mentawai.

berfoto dengan seorang nenek dari Mentawai yang bertatto pada lehernya
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment