Mengapa Filatelis Masih Ada?

Tadinya kita sempat pesimis hobi mengumpulkan prangko ini sepi peminat seiring menurunnya jumlah penggunaan surat pos. Di Indonesia gejala ini terlihat di awal tahun 2000, di mana pemakaian handphone mulai merebak. Penggunaan surat sebagai sarana komunikasi mulai berkurang. Bahkan menurun drastis khususnya dari golongan individu. Akibatnya, masyarakat pun jarang menggunakan prangko.

Sejak diterbitkannya prangko pertama di dunia , Penny Black, pada 6 Mei 1840, benda ini dengan setia menemani kehidupan manusia selama beratus-ratus tahun hingga saat ini. Jutaan bahkan milyaran prangko ikut beterbangan menjelajahi seluruh penjuru dunia.

Para seniman tak ketinggalan membuat syair tentang prangko, surat dan Pak Pos dalam karya-karyanya. The Beatles menyanyikan Mr Postman, tuk menggabarkan peran Pak Pos dalam kisah cintanya. Kevin Costner membuat film drama berjudul The Postman tahun 1997. Vina Panduwinata menjadi terkenal dengan lagu hitsnya Surat Cinta.

Di dunia ini, cukup banyak hobi yang aneh dan nyentrik Ada orang hobi koleksi reptil, mobil tua, motor gede (moge), kupu-kupu, korek api, dan sebagainya. Bagi kita yang tidak memiliki hobi yang sama dengan mereka, mungkin menganggapnya aneh. Tapi bagi mereka, hobi itulah yang menjadi penghiburan dalam hidupnya. Menjadi prestise. Makin berbeda, makin unik. Dan kepuasan itu tak dapat dinilai dengan uang.



Saat ini prangko makin langka. Dan ini sebenarnya peluang bagi mereka yang gemar berinvestasi. Sebab, lazimnya benda yang langka akan makin mahal. Jangan takut penggemar filateli akan habis. Tadinya saya juga menduganya demikian. Ternyata di facebook masih banyak, bahkan setiap hari teman-teman dari penjuru dunia mengajak pertemanan dengan saya. Para blogger dari seluruh dunia pun berlomba memamerkan koleksi prangko mereka.

Ikuti terus blog ini tuk belajar, berbagi dan berinteraksi, sambil melihat perkembangan hobi ini di dunia.

Salam, Efri Yaldi